

Bisnis glamping. Kami sering dengar orang bilang glamping itu bisnis masa depan. Tapi jarang yang bahas kenapa bisnis ini juga bisa gagal kalau abaikan hal-hal kecil yang berdampak besar.
Beberapa tahun terakhir, tren wisata berubah drastis. Menurut laporan Grand View Research (2023), nilai industri wisata berbasis alam dan berkelanjutan secara global diperkirakan tumbuh dari sekitar US$185 miliar pada 2021 menjadi lebih dari US$665 miliar di tahun 2030. Ini menunjukkan bahwa minat terhadap liburan yang dekat dengan alam akan terus meningkat dalam waktu dekat.
Angka‑angka tersebut menegaskan bahwa minat terhadap pengalaman wisata yang dekat dengan alam ternyata bukan sebagai tren sesaat melainkan peluang bisnis yang signifikan, termasuk untuk konsep glamping.
Di sinilah glamping muncul sebagai alternatif menarik. Tapi seperti halnya peluang lain, bisnis ini bisa jadi tambang emas, atau jebakan sunyi di tengah hutan. Semua tergantung bagaimana Anda mengeksekusinya.
Glamping adalah singkatan dari glamorous camping. Konsep ini menawarkan kenyamanan menginap seperti di villa atau hotel, tapi berada di alam terbuka seperti hutan, bukit, atau tepi danau.
Anda tetap bisa tidur di kasur empuk, punya akses kamar mandi pribadi, bahkan dapat view bintang-bintang saat malam tanpa harus diribetin tenda manual.
Setelah pandemi, minat terhadap pengalaman wisata yang unik dan mewah dekat dengan alam naik pesat. Orang ingin healing, tapi tetap nyaman. Dan glamping jadi jawabannya. Bukan cuma di Indonesia, tren ini juga tumbuh secara global.
Kebutuhan terhadap akomodasi unik seperti villa dan glamping makin tinggi karena wisatawan sekarang mencari kenyamanan premium, bahkan saat mereka liburan di alam terbuka.
Kalau Anda perhatikan, lonjakan minat ini nggak cuma soal tren sesaat. Ini bagian dari pergeseran gaya hidup, dari hanya stay jadi experience.
Glamping menggabungkan dua elemen besar kenyamanan dan kedekatan dengan alam. Konsep seperti eco glamping, bubble dome, dan smart cabin makin banyak dicari karena menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki hotel biasa.
Beberapa pengusaha bahkan mulai menggabungkan glamping dengan agrowisata, menciptakan pengalaman edukatif di tengah kebun atau hutan. Ini selaras dengan minat investor yang makin tinggi terhadap properti seperti ini karena ROI-nya yang cepat dan stabil.
Minat pasar yang kuat ini juga terlihat di mana gaya hidup, pengalaman eksklusif, dan lokasi strategis jadi kunci daya tarik properti wisata modern.
Modal memulai glamping memang bisa fleksibel, tapi tetap harus dirancang matang. Biaya bisa dibagi dalam beberapa komponen:
Jika dibandingkan dengan membangun resort atau hotel, biaya ini jauh lebih efisien. Tapi jangan sampai Anda lupa memasukkan biaya maintenance, operasional harian, dan gaji staf ke dalam perhitungan awal.
Orang datang glamping karena mereka ingin dekat dengan alam tapi bukan berarti mereka ingin tidur tidak nyaman. Tidur yang berkualitas adalah inti dari pengalaman tamu. Bahkan, bisa dibilang ini adalah momen yang paling diingat setelah mereka check-out.
Kami percaya bahwa kenyamanan tidak bisa ditawar. Makanya, pemilihan kasur harus jadi prioritas utama, bukan sebagai pelengkap dekorasi.
Salah satu produk yang sangat relevan untuk glamping dan resort alam adalah Kasur Glamping Latex dari Quantum Springbed. Kasur glamping ini dirancang khusus untuk kondisi outdoor tropis seperti Indonesia, yang dikenal dengan tingkat kelembapan tinggi, cuaca yang cepat berubah, dan tantangan sirkulasi udara yang tidak selalu ideal.
Kasur ini menggunakan latex alami di kedua sisinya, yang mampu menjaga permukaan tetap sejuk dan nyaman, bahkan saat suhu lingkungan meningkat atau udara terasa lembap.
Di bagian tengahnya, terdapat lapisan Eco-Rebond Foam yang didesain untuk menopang tulang punggung secara alami dan stabil, membuatnya cocok digunakan oleh tamu dengan berbagai postur tidur.
Yang membuat kasur ini semakin unggul adalah strukturnya yang reversible, sehingga bisa dibalik dan digunakan dari dua sisi secara bergantian. Ini membuatnya jauh lebih tahan lama dibandingkan kasur biasa.
Selain itu, kasur ini dilengkapi dengan cover hypoallergenic dan anti-dustmite, sehingga aman untuk tamu yang memiliki alergi dan juga mudah dibersihkan sangat penting untuk pengelolaan glamping yang praktis dan efisien.
Sebagai supplier kasur resort dan glamping, Quantum Group tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga mendampingi Anda sejak awal. Prosesnya dimulai dari konsultasi desain interior kamar, uji coba sampel kasur di lokasi, hingga pengiriman massal dan instalasi langsung di unit glamping Anda.
Tak berhenti di situ, Quantum Group juga menyediakan layanan branding tambahan seperti logo custom pada headboard, serta penyelarasan linen dan bedding set dengan konsep visual glamping yang Anda usung.
Pendekatan menyeluruh ini memastikan bahwa kenyamanan tidak hanya terasa, tapi juga terlihat dan itu memberi nilai lebih di mata tamu. Buat kami, kenyamanan bukan cuma soal fisik. Ini soal pengalaman.
Dan dalam bisnis glamping, pengalaman itulah yang menjual. Jika anda siap memulai, pastikan anda bermitra dengan vendor kasur glamping yang mengerti standar kenyamanan, seperti Quantum Group.
Bisnis glamping bisa menawarkan margin keuntungan yang tinggi. Kenapa?
Apalagi, kalau Anda lihat lebih luas, tren bisnis villa dan glamping juga digerakkan oleh target audiens yang beragam dari keluarga, pasangan muda, hingga perusahaan yang cari lokasi gathering. Ini memperbesar potensi revenue dan memperluas basis pasar.
Sayangnya, nggak semua yang buka glamping bisa bertahan. Banyak juga yang akhirnya tutup di tahun pertama karena beberapa kesalahan umum:
Selain itu, persaingan makin ketat. Glamping mudah direplikasi. Kalau Anda nggak punya keunikan, Anda bakal tenggelam.
Ketergantungan pada OTA (Online Travel Agent) juga sering jadi jebakan. Komisi besar bisa menggerus margin Anda, apalagi kalau semua pemesanan datang dari sana.
Nah, biar Anda tetap unggul di tengah persaingan, strategi digital adalah kunci.
Kalau Anda sedang mencari lokasi strategis untuk membangun unit glamping, kawasan agrowisata patut masuk dalam daftar prioritas. Ini bukan cuma soal pemandangan yang cantik, tapi tentang potensi investasi yang terus tumbuh.
Kami melihat bahwa tren wisata alam kini bergerak ke arah yang lebih edukatif dan menyeluruh. Di sinilah agrowisata jadi daya tarik tersendiri.
Lokasinya biasanya berada di dataran tinggi atau kawasan hijau yang udaranya segar, tenang, dan dekat dengan aktivitas pertanian atau perkebunan. Tapi yang membuatnya menarik bukan hanya faktor alami melainkan arus kunjungan yang stabil sepanjang tahun.
Segmen pengunjungnya luas. Bukan cuma pasangan muda atau turis asing, tapi juga keluarga dan rombongan sekolah yang datang untuk belajar sekaligus liburan. Ini menciptakan traffic yang lebih konsisten dibanding lokasi wisata musiman seperti pantai atau taman hiburan.
Dari sisi bisnis, properti di sekitar agrowisata juga termasuk dalam kategori eco-investment. Artinya, nilai propertinya tumbuh karena memadukan aspek keberlanjutan dan pengalaman hidup yang lebih sehat. Konsumen saat ini makin peduli dengan pilihan liburan yang ramah lingkungan, dan investor pun mengikuti arah itu.
Kami melihat pola ini semakin jelas, terutama saat membandingkan properti-properti yang ditawarkan sebagai investasi gaya hidup. Salah satu contohnya dapat Anda temukan dalam Cluster Mewah di BSD, di mana konsep stay to live atau live to retreat menjadi daya jual utama.
Pola pikir ini kini merambah juga ke glamping dan villa agrowisata di mana tamu ingin merasakan gaya hidup yang lebih tenang dan terhubung dengan alam, bukan hanya menginap semalam.
Dengan demikian, lokasi glamping di area agrowisata bukan hanya menghasilkan uang dari operasional harian, tapi juga menciptakan aset jangka panjang yang terus naik nilai propertinya.
Kombinasi antara pengalaman, ekosistem alami, dan tren gaya hidup sehat membuat lahan semacam ini sangat diminati oleh investor, terutama mereka yang ingin berinvestasi sambil tetap berdampak positif terhadap lingkungan dan komunitas sekitar.
Dalam industri glamping, keberhasilan bukan sekadar soal punya tenda yang cantik atau lokasi yang di tengah alam. Kunci sukses terletak pada bagaimana anda mengemas pengalaman secara utuh dari cara tamu menemukan anda di internet, sampai kenyamanan mereka saat tidur malam.
Kami mau ajak anda lihat dua contoh nyata di Indonesia yang bisa jadi pembelajaran penting Bobocabin dan The Highland Park Resort. Dua-duanya sama-sama menawarkan pengalaman menginap di alam, tapi dengan pendekatan yang berbeda.
Sumber koleksi gambar expedia.com
Bobocabin sukses karena menggabungkan desain futuristik dan teknologi dalam satu paket yang ringkas dan scalable.
Mereka menggunakan kabin modular berbahan kayu dengan jendela besar, pencahayaan ambient, dan fasilitas canggih seperti smart lock serta kontrol AC melalui aplikasi.
Semua ini menyasar generasi milenial dan Gen Z yang suka teknologi, estetik, dan kontrol digital. Branding mereka juga konsisten, mulai dari tampilan media sosial, sistem booking, hingga cara mereka membalas review. Hasilnya? Tamu merasa paham dilayani, dan itu membangun loyalitas.
Gambar Google Maps The Highland Park Resort di Upload oleh Lazuardi Imam Sanjaya
Sementara itu, The Highland Park Resort punya pendekatan berbeda. Mereka mengusung konsep budaya dengan tenda-tenda besar bergaya Mongolia dan Indian teepee yang dikombinasikan dengan fasilitas modern seperti kolam renang, restoran, dan ruang bermain anak.
Lokasinya strategis di kaki Gunung Salak, Bogor, dengan akses yang mudah dari Jakarta. Nilai jual mereka adalah kenyamanan dan diferensiasi konsep. Ini membuat tempat tersebut cocok untuk keluarga dan rombongan besar yang ingin merasakan suasana berbeda tanpa harus jauh-jauh keluar kota.
Dua tempat ini berhasil karena mereka paham satu hal penting tamu bukan datang untuk tidur, tapi untuk mendapatkan pengalaman. Mereka investasi di kenyamanan, desain yang menarik, dan strategi promosi digital yang terukur.
Sebaliknya, kami juga pernah menjumpai kasus glamping yang terlihat menjanjikan di awal tapi berakhir gagal. Salah satunya dibangun di lokasi terpencil yang memang indah, tapi sulit dijangkau.
Aksesnya hanya bisa dilalui motor trail, tidak ada sinyal internet, dan petunjuk jalan minim. Walau niatnya ingin menghadirkan ketenangan, kenyataannya justru membuat tamu frustasi bahkan sebelum tiba.
Bisnis glamping berkembang cepat. Tapi pertanyaannya setelah tren healing dan staycation mereda, apa yang bikin bisnis ini tetap relevan?
Jawabannya ada di dua hal besar teknologi dan keberlanjutan. Ini bukan hanya tren gaya-gayaan, tapi bagian dari perubahan cara orang melihat liburan dan gaya hidup. Berikut penjelasan lebih spesifiknya:
Bayangin ini: Anda nginep di tengah hutan, tapi bisa ngatur lampu, suhu ruangan, bahkan speaker lewat smartphone. Itulah konsep smart cabin.
IoT (Internet of Things) bikin hal ini mungkin. Pengelola glamping bisa:
Buat tamu, ini bikin pengalaman lebih praktis dan nyaman. Buat Anda sebagai pengusaha, ini efisiensi operasional.
Glamping masa depan bukan cuma soal tenda cantik. Sekarang orang mau tema yang sesuai mood dan tujuan liburannya.
Contohnya:
Kalau Anda bisa bikin tema seperti ini, tamu bukan cuma datang… mereka cerita, posting, bahkan balik lagi.
Anda nggak harus bikin semua sendiri. Glamping justru jadi makin otentik kalau Anda kerja sama dengan:
Ini bukan cuma dukung ekonomi lokal, tapi juga bangun cerita brand Anda. Dan ingat: tamu sekarang suka pengalaman yang punya nilai sosial.
Konsumen makin sadar lingkungan. Kalau glamping Anda nggak ramah lingkungan, Anda bisa ketinggalan.
Apa yang bisa Anda lakukan?
Glamping bukan hanya tempat nginep, tapi cerminan gaya hidup. Dan gaya hidup masa depan itu nyaman dan bertanggung jawab.
Kalau Anda baru mulai menyiapkan bisnis glamping, kami tahu rasanya bisa membingungkan. Banyak hal harus dipikirkan sekaligus: lokasi, modal, konsep, operasional. Tapi tenang, semua bisa dijalankan asal Anda mulai dengan langkah yang tepat.
Berikut ini beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan dari awal berdasarkan pengalaman kami mendampingi pelaku glamping dari tahap perencanaan hingga sudah berjalan.
Anda nggak perlu langsung bikin 10 unit glamping sekaligus. Cukup mulai dari 2 atau 3 unit terlebih dulu. Tujuannya jelas: untuk melihat bagaimana pasar merespons.
Dari situ Anda bisa tahu apa yang disukai tamu, apa yang kurang, dan bagaimana meningkatkan pengalaman tanpa buang modal besar di awal.
Beberapa pengelola bahkan memulai dengan tenda semi permanen, lalu beralih ke struktur tetap saat permintaan mulai stabil.
Tenda Instagramable memang bisa menarik perhatian, tapi kenyamananlah yang bikin tamu betah dan balik lagi.
Fokuskan investasi Anda pada kasur yang benar-benar nyaman, kamar mandi yang bersih dan aman, serta ruang privat yang cukup. Jangan remehkan hal-hal dasar seperti kualitas tidur, air panas, dan ventilasi yang baik.
Di sinilah peran kasur seperti Kasur Glamping Latex dari Quantum Springbed jadi penting karena fungsinya bukan cuma estetika, tapi menunjang kualitas pengalaman tamu secara langsung.
Setiap tamu adalah aset pemasaran. Jangan malu untuk meminta ulasan setelah mereka menginap. Ajak mereka foto, share di media sosial, dan tag akun glamping Anda.
Ulasan positif di Google, OTA (Online Travel Agent), atau Instagram bisa jauh lebih efektif daripada pasang iklan. Kalau Anda konsisten membangun reputasi digital dari awal, hasilnya akan terasa di 6 bulan pertama.
Orang datang glamping karena mereka ingin merasakan alam. Jadi jangan rusak nuansanya dengan struktur beton atau dekorasi yang terlalu modern.
Gunakan kayu, bambu, batu alam, dan elemen lokal. Sesuaikan desain dengan kontur tanah dan lingkungan sekitar.
Desain yang harmonis dengan alam bukan hanya indah dilihat, tapi juga memperkuat identitas glamping Anda sebagai tempat pelarian yang autentik.
Tamu glamping nggak datang hanya untuk tidur. Mereka datang untuk cerita. Maka pikirkan apa yang bisa Anda tawarkan di luar tenda api unggun malam, sarapan lokal, sesi yoga pagi, atau bahkan kelas membuat kopi manual.
Semakin banyak pengalaman yang bisa Anda tawarkan, semakin besar peluang tamu akan merasa terhubung secara emosional.
Dan kalau mereka merasa punya cerita, mereka akan lebih mudah jadi pelanggan setia dan promotor setia. Semua hal ini mungkin terdengar sederhana, tapi justru kesederhanaan inilah yang paling sering diabaikan.
Padahal, di bisnis seperti glamping yang berbasis pengalaman, hal-hal mendasar justru paling menentukan. Kami percaya, kalau Anda mulai dari hal yang kecil tapi esensial, glamping Anda akan punya fondasi yang kuat untuk berkembang lebih besar.
Bisnis glamping memang menjanjikan. Tapi hanya kalau Anda tahu cara mainnya. Kuncinya ada di tiga hal kenyamanan, lokasi, dan strategi digital.
Kalau Anda serius mau mulai, langkah pertama adalah riset dan pilih vendor yang paham standar kualitas termasuk dalam hal tidur yang nyaman. Karena di dunia glamping, kenyamanan bukan tambahan itu fondasi.
Kenyamanan adalah investasi jangka panjang yang menentukan keberhasilan bisnis glamping Anda.
Hubungi Kami